Mari kita jujur sejenak.
Banyak pimpinan perusahaan hari ini sibuk memadamkan masalah operasional yang tak ada habisnya. Mulai dari keterlambatan pengiriman, stok tidak jelas, barang reject, lembur tinggi, absensi bermasalah, hingga konflik internal yang selalu muncul bergantian.
Ironisnya adalah: masalah-masalah ini berulang bukan karena kurangnya peluang bisnis, melainkan karena roda operasional tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Padahal, sebagian besar pimpinan merasa sudah memberikan instruksi yang sangat jelas. SOP sudah ada, struktur organisasi sudah rapi, bahkan beberapa perusahaan telah mengadopsi ISO 9001. Tetapi mengapa kekacauan itu tetap datang setiap hari?
Jawabannya sederhana, namun sering tidak ingin diakui.
“Masalahnya Bukan Pada Sistemnya, Tetapi Ada Pada SDM-nya”
Sehebat apa pun sebuah sistem, ia hanyalah dokumen dan prosedur. Yang menggerakkan semuanya adalah manusia.
Inilah faktor yang paling sering terlupakan: Faktor Kualitas Sumber Daya Manusia.
Dan inilah realitas yang sering membuat pimpinan kaget :
- Karyawan loyal? Iya.
- Sudah lama bekerja? Iya.
- Bisa diandalkan untuk tantangan masa depan? Belum tentu.
Banyak pimpinan menolak menerima kenyataan ini karena merasa perusahaan masih “baik-baik saja” selama ini. Tetapi mereka lupa bahwa dunia berubah. Persaingan berubah. Teknologi berubah. Model bisnis berubah. Sementara SDM yang tidak berkembang… akan menjadi titik tersulit dalam pertumbuhan perusahaan.
“Loyalitas Itu Penting, Tapi itu saja TIDAK CUKUP”
Bayangkan seorang jenderal hebat yang akan memasuki medan perang baru. Ia membawa pasukan lama yang sudah sangat loyal. Tetapi medan perang yang baru ini memerlukan teknologi canggih, strategi modern, dan kecepatan adaptasi yang tinggi.
Sayang, pasukan setianya tidak lagi mampu mengikuti tuntutan zaman.
Hasilnya?
Peralatan modern jadi sia-sia, strategi gagal, dan akhirnya kalah perang.
Beginilah banyak perusahaan hari ini: memiliki SOP bagus, sertifikasi ISO, sistem lengkap… tetapi tetap berantakan karena manusianya tidak siap.
“Right Man, Right Place, Right Time – Bukan Sekedar Slogan”
Ini adalah prinsip dasar yang membedakan perusahaan yang maju dan perusahaan yang stagnan.
Untuk mencapai tujuan perusahaan, Anda membutuhkan:
- SDM yang kompeten
- SDM yang ditempatkan di posisi yang tepat
- SDM dengan latar belakang pendidikan yang sesuai
- SDM yang punya daya tangkap cepat, proaktif, kreatif, taat prosedur, dan mampu bekerja sama
Betapapun kerasnya usaha seorang pimpinan, tanpa dukungan SDM yang tepat, hasilnya akan stagnan. Memaksakan orang yang tidak memiliki latar belakang dan kompetensi yang sesuai hanya akan membuat mereka bekerja keras namun bukan bekerja cerdas, dan hasilnya adalah perusahaan pun bergerak setengah tenaga.
“Fakta Yang Harus Diakui: Tidak Semua Orang Itu Serba Bisa”
Ya, memang benar ada beberapa orang yang multi-talenta.
Tapi jumlah mereka sangat sedikit.
Jika posisi:
- akuntansi,
- finance,
- perpajakan,
- HR,
- maintenance,
- produksi,
ditangani oleh orang yang pendidikannya tidak mendukung, itu sama artinya bahwa anda sedang menaruh masa depan perusahaan pada “peruntungan”, bukan pada sistem yang dapat dipertanggungjawabkan. Tidak semua orang bisa beradaptasi dengan cepat. Itu kenyataan.
“Kalau SDM Tidak Sesuai, Harus Rekrut Baru? Bagaimana Nasib Karyawan Yang Lama?”
Pertanyaan ini sering muncul.
Dan jawabannya tidak mudah.
Namun satu hal pasti:
Perusahaan tidak akan berubah jika tetap mempertahankan pola lama hanya karena rasa tidak enak atau takut membuat perubahan.
Dalam bisnis, sama seperti dalam permainan catur, beberapa langkah pengorbanan diperlukan demi memenangkan pertandingan. Tetapi tentu saja perusahaan tetap berkewajiban mencari solusi yang adil dan manusiawi bagi semua pihak. Yang terpenting adalah keberanian pimpinan untuk mengambil keputusan yang benar—bukan keputusan yang nyaman.
“Masa Depan Perusahaan Ditentukan oleh Kualitas Manusia-Manusia di Dalamnya”
Sistem bisa dibuat, prosedur bisa disusun, teknologi bisa dibeli.
Tetapi tanpa SDM yang berkualitas, semuanya tidak akan berjalan.
Perusahaan yang ingin maju harus berani menilai SDM-nya secara jujur:
- Apakah mereka mampu tumbuh bersama perusahaan?
- Apakah mereka bisa beradaptasi dengan tuntutan baru?
- Apakah mereka benar-benar kompeten, bukan hanya loyal?
Jika jawaban-jawaban ini tidak jelas, maka tidak heran jika masalah-masalah yang sama terus muncul setiap hari.
Perubahan tidak akan terjadi dengan sendirinya.
Pimpinanlah yang harus memulainya — dengan membangun SDM yang tepat untuk masa depan perusahaan.
— Ridof Saputra
💬 Komentar